Rabu, 30 Maret 2011

Sebuah Artikel

Artikel
DANAU TOBA DALAM KENANGAN (SUATU KETIKA)
OLEH : HERNI FAUZIAH, S.Pd
GURU SMK NEGERI 8 MEDAN

Danau Toba sebuah bukti peristiwa alam yang terjadi lebih kurang 750 tahun yang lalu akibat terjadinya gempa vulkanik dengan letusan yang supervol super yang paling baru. Gempa vulkanik yang terjadi di pulau Sumatera itu mengakibatkan debu vulkanik tertiup angin sampai ke Barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi sampai 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 100 km di atas permukaan laut. Demikian menurut Bill Rose dan Craing Chesner dari Micligan Technological University.
Kejadian ini mengakibatkan kematian massal dan beberapa spesies juga ikut mengalami kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia bumi saat itu yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan ini juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun hal ini masih menjadi perdebatan para ahli.
Setelah letusan itu, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan sekarang dikenal dengan Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Pemandangan Danau Toba terkenal sampai ke seluruh dunia, sampai sekarang pun tak sedikit orang ingin menyaksikannya dari dekat.
Kini kondisi Danau Toba sangat memprihatinkan, pemandangan yang indah dan permai terganggu oleh pencemaran dan tanaman gulma seperti enceng gondok dan tumbuhan Hydrilla. Luasnya permukaan danau sekarang terlihat berkurang karena tertutup oleh tanaman gulma ini.
Pencemaran air ini disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
• Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi
• Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem


• Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek ternal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
• Seperti limbah pabrik yang mengalir ke sungai.
Kualitas perairan Danau Toba pada dasarnya dipengaruhi oleh kegiatan manusia seperti
• Pemukiman penduduk. Pemukiman penduduk seringkali mengabaikan limbah-limbah seperti; air cucian, tinja, kotoran, sampah dll.
• Peternakan. Para petani ternak mengembala ternaknya disekitar pinggiran danau yang dapat membuang kotoran ternak dan tentunya akan mempengaruhi kualitas air.
• Pertanian. Kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang mendominasi kawasan Danau Toba, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi perairan Danau Toba. Kegiatan pertanian lahan kering dengan sistem perladangan berpindah, pengolahan lahan tanpa kaidah konservasi sehingga dengan curah hujan yang tinggi akan meningkatkan erosi yang selanjutnya mengakibatkan perusakan lahan produktif. Lebih jauh lagi bahan-bahan yang terbawa erosi akan menjadi sedimentasi dan pendangkalan danau. Pemberian pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan aplikasi yang tidak tepat jenis, dosis, cara atau waktu. Dengan bantuan air hujan residu bahan-bahan tersebut mengalir bersama menuju danau. Sisa-sisa pupuk mempengaruhi kesuburan air akibat penambahan unsur NPK (eutrofikasi).
• Industri. Industri pembuatan ulos juga turut berperan terhadap pencemaran lingkungan, dengan mengalirkan limbah zat pewarna.
• Hotel dan Restoran. Limbah cucian dari hotel dan restoran yang dibuang ke danau akan mempengaruhi kadar amoniak (NH3) pada perairan dan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan perikanan.
Proses eutrofikasi yang terjadi di lokasi-lokasi budidaya Keramba Jaring Apung mendorong tumbuh dan berkembangnya enceng gondok dan hydrilla. Enceng gondok ( eichornia crassipes) merupakan tumbuhan pengganggu. Enceng gondok berkembang biak dengan dua cara yaitu penyebaran biji dan tunas (stolon). Pertumbuhannya sangat pesat, dalam waktu 52 hari berkembang menjadi tanaman baru seluas 1 m2 dan tumbuhan enceng gondok merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya nyamuk malaria.


Mengapa enceng gondok dan hydrilla tumbuh subur di perairan danau Toba?
Penyebab pertumbuhan enceng gondok yang susah dikendalikan nyata-nyata telah merusak keindahan Danau Toba, hal ini disebabkan oleh tingkat pencemaran airnya sangat luar biasa. Enceng gondok sejenis tumbuhan yang menyerap kotoran dari dalam air. Bila sudah pada tahap mengganggu lingkungan ekosistem maka upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mengubah kekhawatiran menjadi harapan.
Akhir-akhir ini masyarakat sudah mencoba meminimalisir pertumbuhan enceng gondok dengan menjadikannya sebagai bahan dasar pembuatan tas sebagai seuvenir. Namun kegiatan kreatifitas masyarakat tsb tidak mampu membendung pertumbuhan enceng gondok yang sangat pesat. Sehingga benar-benar telah mengganggu keindahan pemandangan di Danau Toba.
Apa yang terjadi apabila kita mengabaikan atau tidak perduli terhadap kondisi Danau Toba saat ini. Dapat kita pastikan pemandangan Danau Toba yang indah dan permai akan menjadi kenangan saja bagi anak cucu kita pada suatu ketika. Kita tidak menginginkan itu bukan? Untuk menyelamatkan kelestarian Danau Toba tentu saja menjadi tanggung jawab kita bersama. Horas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar